friendship, geje, Japan, Miscellaneous, social & culture

Cerita tentang Abetaro: KBRI Tokyo, Selamat Pagi!

20121012-113833.jpg

Pagi ini, saya merasa terberkahi dengan dua pelukan erat dari dua orang sahabat terbaik saya. Pelukan erat pertama dari suami tercinta Agyl Fajar Rizky dan pelukan kedua dari sahabat dekat Annisa Mahdia ‘Chazky’ ‘Abe’ Hara.

Saya terbangun dengan perasaan yang susah dijelaskan. Jum’at 12 Oktober 2012, jadwal di Awesome Note saya berbunyi “Abe back for good”. Dari sehari sebelumnya, saya sudah malas melirik jadwal hari ini karena saya tahu saya akan kalah dengan perasaan saya sendiri.

Pagi ini, suami begitu kooperatif & pengertian. Biasanya, kami sama-sama malas bangun, terutama suami. Pagi ini, justru suami yang duluan bangun lalu menyemangati saya untuk segera siap-siap meskipun dia sendiri masih ngantuk. Sebenarnya izin untuk pergi lebih awal telah saya kantongi sejak beberapa hari lalu. Suami sama sekali tidak keberayan karena pagi ini saya ingin mengantar sahabat dekat saya, sahabat baik kami berdua, yaitu Annisa Mahdia Hara atau biasa dikenal sebagai Chazky dan Abetaro bagi saya.

Icha, Chazky, ataupun Abe, begitu kami memanggilnya. Kami baru sama-sama kenal Icha saat jadi sukarelawan di Crisis Center KBRI dalam tanggap gempa 2011 lalu. Berawal dari orang asing yang sama-sama “terjebak” di satu ruang kecil yang sama tanpa saling bicara hingga berbagi selimut dan cerita hanya dalam jangka waktu beberapa jam saja. Abe, begitu saya lebih suka memanggilnya, telah jadi sahabat dekat saya sejak itu tanpa butuh waktu lama untuk saling mengenal.

Bicara tentang Abe barangkali takkan cukup hanya dalam satu tulisan saja. Sebenarnya kami sama-sama keras kepala, ambisius dalam takaran tertentu, dan gila kerja, -tapi tetap dia yang paling gila kerja di antara kami semua-. Keceriaannya selalu bisa membuat orang nyaman dan mudah akrab. Keterbukaannya selalu bisa membuat saya merasa senang berbagi cerita. Semangatnya selalu bikin orang ketularan untuk ikut produktif. I’m really proud of you, Abe…

Saya tahu bahwa dalam setiap perjumpaan akan selalu ada perpisahan. Saya termasuk orang yang tidak mau ditinggalkan makanya jarang banget mau ngantar orang lain pergi. Namun pagi ini saya tidak mau kehilangan kesempatan melepas Abe dengan tawa, -untuk kali ini saja, karena saya yakin kami akan bertemu kembali-.

Abe alias Icha selalu rame & lucu. Saya masih ingat suatu malam di KBRI Tokyo, kami sama-sama terjebak tidak bisa pulang dan memilih bermalam di sofa ruang kerja Pak Hardi. Capek dan mulai ngantuk, tapi Icha sempat-sempatnya ribut masalah tidak pede dengan bau kaki. Padahal, kalau mau jujur hampir semua orang saat itu bau kaki karena berjam-jam dan berhari-hari tidak ganti baju atau bahkan mandi :D. Kebetulan saya bawa foot spray, kecil warna biru, aroma mint. Dari berbagi foot spray, kami akhirnya jadi teman satu tim di call center. Masih terekam jelas kehebohan beberapa malam terakhir ketika BB yang jadi tanggung jawab kami kami tak henti berdering tentang ABK. Kami pernah berbagi bantal & selimut, kami pun pernah berbeda pendapat. Persahabatan kami terbentuknya kilat tapi ikatannya terasa kuat.

Berawal dari ruang kecil lantai 2 KBRI Tokyo dengan 2 pesawat telepon yang terus sibuk, kami sekedar berbagi cengiran. Lalu terjebak bermalam dan berbagi satu sofa untuk tidur sekenanya. Kami asing satu sama lain, tapi rela berbagi foot spray, sofa, selimut, hingga akhirnya curhatan dan cerita kentang. Bahkan saat ini, saya sudah rindu ngobrol dengan Abe ngalor-ngidul di skype hingga berjam-jam.

Matahari yang terlihat pagi ini begitu cerah, seolah ingin berkata bahwa harapan akan selalu ada. Abe hanya pindah ke Indonesia, bukan berarti kami takkan bertemu lagi. Meski pagi ini akhirnya saya gagal melepasnya dengan 100% tawa, tapi saya yakin hati kami lebih banyak bicara. Seperti biasanya ketika saya terlalu emosional akan sesuatu, pagi ini pun saya tak sanggup banyak bicara. Cuman berdua dan kami hanya bisa berulangkali pelukan & menahan air mata. Bagi saya rasanya dia bukan pulang. Rasanya sama seperti ketika kami sering berbagi pelukan dan tawa saat akhirnya ketemu di antara padatnya kesibukan masing-masing.

We’ll gonna miss you much, Chazky. No, we miss you already, Abe. Take care ^^

20121012-115325.jpg

20121012-115403.jpg

Tokyo, 12 Oktober 2012
With love,
Isti & Agyl

11 thoughts on “Cerita tentang Abetaro: KBRI Tokyo, Selamat Pagi!”

  1. baru baca lagi., dan nangis lagi… I miss you abechu dan pak RW!!!! walau belum ketemu dengan baby N dan baby M, but i miss them too.. sampe kalo malem, aku dan amri sibuk stalkingin 2 baby lucu yg super nggemesin… xoxo abe… i miss to be there.. rela deh makan kentang berhari2 lagi asal bisa kumpul2 lagi… *superhug!

    1. Aaaa, we miss you tooo Abeeee… Beberapa pekan lalu juga abis bahas CICC ama mas Agyl. Terus ngakak2 kalau ingat masa2 darurat tapi banyak konyolnya… Hope to see you soon dear. Ntar aku ceritain via japri yaaaa

Leave a reply to istiwin Cancel reply